Tuesday, 2 February 2016

Kerajaan Demak



Kerajaan Demak

kerajaan demak

Sejarah Berdirinya Kerajaan Demak

Babad Tanah Jawi menyebutkan, Raden Patah menolak menggantikan Arya Damar menjadi bupati Palembang. Raden Patah ke Pulau Jawa di temani Raden Kusen. Sesampainya di Surabaya mereka berdua berguru kepada Sunan Ampel di Surabaya. Raden Kusen kemudian mengabdi kepada Majapahit. Raden Patah pindah ke Jateng membuka Hutan Glagahwangi menjadi sebuah pesantren. Semakin lama pesantren tersebut semakin maju. Brawijaya (Raja majapahit terakhir) khawatir kalau Raden Patah berniat memberontak. Kemudian Raden Kusen yang sudah menjadi Adipati Terung diperintah untuk memanggil Raden Patah. Setelah Raden Patah menghadap Brawijaya, Raden Kusen menceritakan silsilah keluarga Raden Patah. Kemudian akhirnya Brawijaya mengakui Raden Patah menjadi anaknya. Raden Patah pun diangkat sebagai Bupati di Glagahwangi yang akhirnya nama itu dirubah menjadi Demak, dengan ibu kotanya di Bintara.
Nama Demak diambil dari bahasa jawa yaitu “Demek” yang artinya Tanah Becek. Karena pada saat itu, Glagahwangi dibangun diatas tanah yang becek atau berair. Pada saat majapahit mengalami masa kemunduran, wilayah kekuasaan majapahit mulai melepaskan diri. Wilayah yang terbagi menjadi kadipaten mulai saling menyerang karena masing-masing wilayah mengklaim bahwa mereka adalah pewaris kerajaan Majapahit. Sejak saat itu ada 2 adipati yang memimpin yaitu Raden Patah menjadi Adipati Kadipaten Bintara (Demak) dan Ki Ageng Pengging. Raden patah mendapat dukungan dari Wali Sanga, sementara Ki Ageng Pengging mendapat dukungan dari Syekh Siti Jenar. Atas bantuan daerah yang sudah menganut islam, seperti Jepara, Tuban, dan Gresik, Raden Patah memutuskan ikatan dengan majapahit (karena posisi majapahit pada saat itu melemah, jadi raden patah dengan leluasa mundur dari Majapahit). Raden Patah kemudian menyatakan Kemandirian Demak (bebas dari majapahit).
Demak adalah kesultanan Islam pertama di Jawa. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah. Raden Patah sendiri merupakan Bangsawan Kerajaan majapahit.

Sejarah Ibunya Raden Patah

Pada awal abad ke 14, Kaisar Yan Lu dari dinasti Ming di China mengirimkan seorang Putri kepada Raja Brawijaya V di majapahit sebagai tanda persahabatan kedua negera itu, Putri nan cantik ini langsung mendapat tempat istimewa di hati Brawijaya V. Brawijaya sangat tunduk kepada putri ini hingga terjadi banyak pertentangan dalam istana Majapahit. Pasalnya sang putri tersebut sudah berakidah tauhid. Padahal saat itu Brawijaya sudah memiliki istri dari Champa (sekarang Kamboja). Terjadilah ketidakcocokan antara putri cina dengan permaisuri Champa. Raja dengan berat hati memberi Putri China tersebut kepada Arya Damar (putra sulung brawijaya v dan dia seorang adipati palembang) untuk di nikahi. Tetapi pada saat itu, putri china sedang mengandung, akhirnya setelah ia melahirkan Raden Patah barulah Arya Damar menikahinya.

Raja-raja Kerajaan Demak

1. Raden Patah (1478 - 1518)

Raden Patah adalah Putra Brawijaya 5 (Raja Majapahit terakhir) dengan seorang Selir dari China (Siu Ban Ci = Tan Go Hwat dan Siu Te Yo). Kakeknya Raden Patah (Tan Go Hwat adalah seorang saudagar sekaligus Ulama yang bergelar Syekh Bantong). Nama Asli Raden Patah Jin Bun. Raden Patah memiliki 3 orang istri. Yang pertama merupakan anak dari Sunan Ampel yang menjadi Permaisuri bernama Asyikah, yang melahirkan anak bernama Raden Surya (Pati Unus) dan Raden Trenggana. Istri kedua merupakan seorang putri dari Randu Sanga (melahirkan anak bernama Raden Kanduruwan). Istri ketiga merupakan Putri Bupati Jipang (melahirkan Raden Kikin=Pangeran Sekar Seda ing Lepen yang artinya Bunga yang gugur di sungai dan Raden Ratu Mas Nyawa).
Dalam masa pemerintahan Raden Patah, demak berhasil dalam berbagai bidang diantaranya adalah perluasan dan pertahanan kerajaan, pengembangan islam dan pengamalannya, serta penerapan musyawarah antara Ulama dan Umara (Penguasa=Raja). Dalam bidang dakwah, Raden Patah mencoba menerapkan Hukum Islam dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu, ia juga mendirikan masjid demak. Masjid Demak inilah yang menjadi pusat kegiatan kerajaan islam pertama di Jawa. Masjid ini juga merupakan tempat kesembilan wali bertukar pikir tentang masalah keagamaan.
Kerajaan Demak juga berkembang sebagai pusat perdagangan. Ketika kerajaan malaka jatuh ke tangan portugis tahun 1511 M, hubungan malaka dan demak terputus. Hal ini membuat demak merugi dalam aktivitas perdagangan. Oleh karena itu, Raden Patah megutus Pati Unus untuk memimpin demak menyerang portugis. Tetapi serangan tersebut gagal karena portugis dilengkapi persenjataan lengkap. Atas usahanya itu, karena dia gagah berani Pati Unus di juluki Pangeran Sabrang Lor

2. Pati Unus ( 1518 - 1521 M )

Pati unus dijuluki Pangeran Sabrang Lor (Sabrang = menyebrangi, Lor – utara) yang artinya karena pernah menyebrangi Laut Jawa menuju malaka untuk melawan portugis. Nama asli Pati Unus adalah Raden Abdul Qadir bin Yunus. Dia merupakan putra sulung Raden Patah. Dia memerintah demak selama 3 tahun. Dibawah pemerintahannya, Demak memperluas wilayah kekuasaannya hingga menjadi kesultanan maritim yang disegani, bahkan oleh portugis. Setelah menjadi raja, Pati Unus semakin gencar dalam memerangi Portugis. Pati Unus juga pernah melakukan Blokade di Malaka sehingga membuat Portugis kekurangan persediaan makanan
           

3. Sultan Trenggono ( 1521 - 1546 )

Karena Pati Unus tidak mempunyai putra, maka pergantian kerajaan di serahkan kepada Sultan Trenggana. Sultan Trenggana merupakan anak  ke 2 dari Raden Patah, ibunya bernama Ratu Asyikah (anak dari Sunan Ampel). Di bawah kepemimpinan Trenggana, kerajaan demak mencapai puncak kejayaan. Pada masa pemerintahannya Demak memiliki daerah kekuasaan yang luas dari Jawa Barat sampai Jawa Timur. Sultan Trenggono memiliki beberapa orang putra dan putri. Diantaranya yang paling terkenal ialah Sunan Prawoto yang menjadi raja penggantinya, Ratu Kalinyamat yang menjadi bupati Jepara, Ratu Mas Cempaka yang menjadi istri Sultan Hadiwijaya, dan Pangeran Timur yang berkuasa sebagai adipati di wilayah Madiun dengan gelar Rangga Jumena.
Pada tahun 1524 datang seorang pemuda dari Pasai bernama Fatahillah. Trenggana menyukainya dan menikahkan pemuda itu dengan adiknya, yaitu Ratu Pembayun (janda Pangeran Jayakelana putra Sunan Gunung Jati). Kemenangan gemilang Fatahillah merebut Sunda Kelapa tepat tanggal 22 Juni 1527 diperingati dengan pergantian nama menjadi Jayakarta yang berarti Jakarta. Pada saat Penyerangan terhadap Blambangan (Hindu) pasukan Demak di bawah pimpinan Sultan Trenggono yang dibantu oleh Fatahillah, tetapi sebelum Blambangan berhasil direbut Sultan Trenggono meninggal di Pasuruan.
Dengan meninggalnya Sultan Trenggono, maka terjadilah perebutan kekuasaan antara Pangeran Sekar Seda Ing Lepen (saudara Trenggono) dengan Sunan Prawoto (putra Trenggono) dan Arya Penangsang (putra Sekar Seda Ing Lepen).

Kehidupan Ekonomi

Letak Demak sangat strategis di jalur perdagangan nusantara memungkinkan Demak berkembang sebagai kerajaan maritim. dalam kegiatan perdagangan, Demak berperan sebagai penghubung antara daerah penghasil rempah di Indonesia bagian Timur dan penghasil rempah-rempah Indonesia bagian barat. Sebagai kerajaan Islam yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak juga memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil pertanian yang menjadi komoditi dagang. Demak bisa menjual produksi andalannya seperti beras, garam dan kayu jati

Kehidupan Sosial-Budaya

Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Demak lebih berdasarkan pada agama dan budaya Islam karena pada dasarnya Demak adalah pusat penyebaran Islam di pulau Jawa. Para wali tersebut memiliki peranan yang penting pada masa perkembangan kerajaan Demak bahkan para wali tersebut menjadi penasehat bagi raja Demak. Dengan demikian terjalin hubungan yang erat antara raja/bangsawan dengan para wali/ulama dan rakyat.

Keruntuhan Kerajaan Demak

Setelah Sultan Trenggono wafat, terjadi perebutan kekuasaan di Kerajaan Demak. Antara Pangeran Sekar Seda ing Lepen (Raden kikin=adik dari Trenggana) dan Sunan Prawoto (putra Sultan Trenggana). Pangeran Sekar Seda ing Lepen yang seharusnya menggantikan Sultan Trenggana dibunuh oleh Sunan Prawoto dengan harapan ia dapat mewarisi tahta kerajaan. Putra Pangeran Sedo Lepen yang bernama Arya Penangsang dari Jipang menuntut balas kematian ayahnya dangan membunuh Sunan Prawoto. Selain Sunan Prawoto, Arya Penangsang juga membunuh Pangeran Hadiri ( suami Ratu Kalinyamat, adik Sunan Prawoto).
Karena Pangeran Hadiri dianggap sebagai penghalang Arya Penangsang untuk menjadi sultan Demak. Setelah berhasil membunuh Sunan Prawoto dan beberapa pendukungnya. Naiknya Arya Penangsang ke tahta kerajaan tidak disenangi oleh Pangeran Hadiwijaya atau Joko Tingkir , menantu Sultan Trenggana. Arya Penangsang dapat dikalahkan oleh Joko Tingkir. Kemudian Jaka Tingkir memindahkan pusat kerajaan Demak ke Pajang.

No comments:

Post a Comment