Kerajaan Tarumanegara
Kondisi Geografis
Kerajaan
Tarumanegara merupakan kerajaan Hindhu tertua di Pulau Jawa. Keberadaan
Tarumanegara didapat dari 7 prasasti yang ditemukan di Bogor, yaitu Prasasti
Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu, Tugu, Pasir awi, Muara Cianten dan Lebak. Keberadaan
kerajaan ini juga di dapat dari musafir Cina bernama Fa-Hsien, dia pernah
terdampat di To-lo-mo selama 5 bulan. Para Ahli menduga kerajaan ini terletak
di Bogor.
Raja-Raja di
Tarumanegara
Menurut naskah
Wangsakerta dari Cirebon Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru
Jayasingawarman tahun 358 M. Setelah Rajadirajaguru wafat dia digantikan oleh
Dharmayawarman (karena tidak ada sumber yang jelas akhirnya tidak diketahui dia
memerintah seperti apa). Akhirnya Raja ketiga yaitu Purnawarman. Pada masa dia
memerintah, pusat kerajaan di pindah di dekat pantai (Sundapura). Pada masa
Purnawarman, kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaan. Dia sangat
memperhatikan kesejahteraan rakyatnya
Kepemimpinan
Purnawarman tertulis dalam prasasti tuga yang mengatakan bahwa dia telah
memerintahkan pembuatan saluran irigasi untuk pertanian. Setelah ia wafat
digantikan oleh Linggawarman, dan kerajaan Tarumanegara mengalami kemunduran. Dia
mengangkat tarusbawa menjadi menantunya. Setelah Tarusbawa memerintah
tarumanegara, pamor kerajaan semakin meredup dan dia memeindahkan pusat
kerajaan ke Pakuan (Bogor) dan berganti nama menjadi Kerajaan Sunda
Kehidupan Ekonomi dan Agama
Sektor
perekonomian Tarumanegara tertumpu pada pertanian dan peternakan. Pada masa
Purnawarman, sektor pertanian mengalami kemajuan karena Ia telah memerintahkan rakyatnya
untuk membuat saluran Gomati sepanjang 6.112 tombak (12 km), dan dapat
diselesaikan 21 hari. Saluran gomati berfunsi sebagai sarana pengairan dan
pencegahan banjir serta sarana lalu lintas pelayaran antar daerah. Ia juga
berjasa memberikan hadiah 1.000 ekor sapi kepada para brahmana. Agama yang
berkembnag adalah Hindhu Waesnawa (Hindhu Wisnu). Bukti terpahat juga terlihat
dari Prasasti Ciaruteun (telapak kaki purnawarman sebagai penjelmaan dewa
wisnu). Agama Hindhu berkembang di lingkungan istana, sementara rakyat masih
percaya animisme-dinamisme
Kehidupan Sosial-Budaya
No comments:
Post a Comment