Saturday, 13 February 2016

Zaman Hindhu-Budha di Indonesia



Zaman Hindhu-Budha di Indonesia

 

Perkembangan Agama Hindhu dan Budha di India


Hasil gambar untuk Zaman Hindu Budha

1. Agama Hindhu

Agama Hindhu lahir dan berkembang di India, tepatnya di lembah sungai Indus. Kelahiran agama hindhu dipengaruhi oleh 2 kebudayaan, yaitu kebudayaan bangsa dravida dan bangsa arya. Bangsa dravida merupakan penduduk asli india. Kedatangan bangsa arya merupakan titik awal perubahan sosial masyarakat india. Perkembangan agama hindhu di India pada hakikatnya dibagi menjadi 4 fase, yaitu:
  1. Zaman Weda dimulai pada waktu kedatangan bangsa arya ke punjab
  2. Zaman Brahmana, kekuasaan kaum brahmana sangat besar terutama dalam bidang keagamaan
  3. Zaman upanisad, yaitu zaman pengembangan dan penyusunan filsafat agama
  4. Zaman budha mengembangkan sistem yoga dan semedi sebagai jalan untuk menghubungkan diri dengan Tuhan
Kitab suci agama Hindhu adalah Weda. Kitab weda di tulis dalam bahasa sansekerta, dan hanya kaum brahmana yang menguasai isinya. Kitab weda menjadi pegangan pokok para brahmana. Weda merupakan kumpulan sastra dari zaman india kuno yang jumlahnya sangat banyak. Kitab weda digolongkan menjadi 2 yaitu sruti dan smrti. Sruti merupakan kelompok kitab yang berisi wahyu. Smrti merupakan kelompok kitab bersifat penjelasan terhadap sruti. Weda sruti disebut catur weda atau catur weda samhita. Catur Weda dibagi menjadi 4, yaitu:
      Regweda, merupakan kitab weda tertua. Regweda berisi ajaran pokok Hindhu dan terdiri atas 10.552 mantra serta terbagi dalam sepuluh mandala
      Samaweda, merupakan kumpulan mantra yang memuat ajaran lagu pujian wajib ketika upacara agama. Samaweda terdiri atas 1.875 mantra
      Yajurweda, merupakan kitab yang terdiri atas 1.975 mantra dari regweda
      Atharwaweda, merupakan kumpulan mantra yang memuat ajaran yang bersifat magis. Kitab ini terdiri atas 5.987 mantra.

Agama Hindhu menyembah banyak dewa. Kata dewa berasal dari kata div yang berarti bersinar. Dewa-dewa tersebut antara lain Brahma, Wisnu, Siwa.Ketiga dewa tersebut disebut Trimurti.
      Dewa Brahma disebut Dewa pencipta
      Dewa Wisnu disebut Dewa pemelihara atau pelindung (dalam agama Hindhu Dewa Wisnu merupakan dewa tertinggi)
      Dewa Siwa disebut dewa pelebur. Karena bertugas melebur segala sesuatu yang sudah usang dan tidak layak berada di dunia fana lagi
Dalam masyarakat Hindhu, masyarakat dibedakan menjadi 4 tingkatan atau kasta, yaitu:
1. Kasta Brahmana
      Merupakan kasta tertinggi.
      Kasta brahmana terdiri dari  para pendeta dan pemimpin agama.
      Tugasnya menjalankan upacara-upacara keagamaan
2. Kasta Ksatria
      Kasta ksatria terdiri atas golongan bnagsawan, raja dan prajurit
      Tuganya adalah menjalankan pemerintahan
3. Kasta Waisya
      Kasta ini terdiri dari para pedagang, petani dan perajin, pelaku seni, nelayan
      Mereka bertugas menjalankan roda perekonomian
4. Kasta Sudra
       Kasta ini merupakan kasta paling rendah
       Kasta ini terdiri dari buruh, budak, dan pembantu
       Kasta ini bekerja apada kasta diatasnya mereka

Agama Budha

Hasil gambar untuk Zaman Hindu Budha

Agama Budha muncul sebagai reaksi terhadap dominasi brahmana atas ritual keagamaan yang dijalankan oleh masyarakat india. Agama Budha lahir abad ke 5 SM. Pembawa agama Budha adalah Sidharta Gautama. Untuk mencari pencerahan hidup, ia bertapa dibawah pohon beringin dan mendapatkan bodhi. Bodhi merupakan semacam penerangan atau kesadaran yang sempurna. Dalam ajaran Budha, manusia akan lahir berkali-kali (reinkarnasi). Hidup adalah samsara, menderita dan tidak menyenangkan.
Menurut ajaran Budha hidup menderita di sebabkan oleh adanya tresna atau cinta, yaitu cinta (hasrat) akan kehidupan. Penderitaan dapat dihentikan dengan cara menindas tresna. Ada 8 cara menindas tresna yaitu melaksanakan ajaran dengan benar, niat dan bersikap benar, berkata benar, bertingkah laku benar, selalu memperhatikan, serta bermeditasi dengan benar. Ajaran agama budha dirangkum dalam tripitaka. Tripitaka berasal dari bahasa sansekerta. Tri artinya tiga, pitaka artinya keranjang. Kitab tripitaka terdiri atas 3 kumpulan tulisan, sebagai berikut:
  1. Sutta pitaka, berisi pokok-pokok ajaran sang budha
  2. Vinaya Pitaka berisi aturan  yang berkaitan dengan kehidupan pendeta
  3. Abhidharma Pitaka, berisi filsafat agama, psikologi
Kedatangan Agama Hindhu-Budha di Indonesia

Teori Kedatangan agama Hindhu-Budha

1. Teori Sudra

  1. Golongan berkasta sudra menginginkan kehidupan yang lebih baik
  2. Golongan sudra sering dianggap orang buangan
Pendukung teori sudra adalah Von Van Feber

Bantahan dari Teori Sudra
  1. Golongan sudra tidak menguasai ajaran agama hindhu, sebab mereka tidak menguasai bahasa sansekerta
  2. Tujuan mereka adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, oleh karena itu mereka punya tujuan utama dan bukan untuk menyebarkan agama hindhu

2. Teori Waisya

  1. Para pedagang India melakukan perdagangan dan sampai di Indonesia untuk berdagang
  2. Para pedagang india tersebut mereka membuat pemukiman sambil menunggu angin muson yang membawa mereka ke India sambil berinteraksi dengan penduduk indonesia dan sekalian menyebarkan agama islam

Faktor yang memperkuat teori Waisya adalah:

  1. Teori waisya mudah diterima oleh akal, karena dalam kehidupan faktor ekonomi menjadi sangat penting. Dan perdagangan merupakan salah satu kegiatan ekonomi
  2. Terdapat kampung keling (kampung orang india di indonesia) yaitu di aceh, medan, malaka, jepara
  3. Pendukung teori ini N. J Krom

Kelemahan Teori Waisya

  1. Kaum waisya tidak menguasai huruf pallawa dan bahasa sansekerta
  2. Sebagian besar kerajaan hindhu-budha terletak dipedalaman, jadi jika pengaruh hindhu-budha dibawa pedagang tentunya kerajaan hindhu-budha terletak di daerah pesisir
  3. Motif mereka ke Indonesia hanya berdagang, jadi mereka tidak menyebarkan agama hindhu-budha.

3. Teori Ksatria

Teori ini menyatakan bahwa agam Hindhu-Budha dibawa oleh golongan bangsawan. Ada 4 ahli yang mengemukakan adanya teori Ksatria, yaitu F.D.K Bosch, C.C Berg, Mookerji, J.L Moens.

a. F.D.K Bosch

Raja, bangsawan, prajurit dari India mereka yang kalah perang meninggalkan daerahnya menuji Indonesia salah satunya dan sekalian menyebarkan agama Hindhu-Budha. Kekalahan politik di India menyebabkan mereka bermigrasi ke Indonesia dan menyebarkan agama. Raja dan Bangsawan India sengaja datang ke Indonesia untuk menyerang dan menaklukkan suku di Indonesia.

b. C.C Berg

Saat di Indonesia sering terjadi perselisihan antarsuku. Kepala suku kemudian meminta bantuan kepada golongan ksatria dari India. Golongan ksatria tersebut membantu salah satu suku tersebut dan meraih kemenangan. Kemudia salah satu ksatria akhirnya menikah dengan anggota kepala suku sehingga dari pernikahan tersebut akan lebih mudah dalam proses penyebaran agama hindhu-budha

c. Mookerji

Pengaruh hindhu-budha menyebar ke Indonesia akibat kegiatan kolonisasi. Proses kolonisasi terjadi karena beberapa kerajaan Hindhu-budha di India melakukan perluasan wilayah. Akibat dari proses ini berkembanglah kontak atau komunikasi sehingga menimbulkan pembagunan candi bercorak hindhu-budha

d. J.L Moens

Teori ini mengkaitkan proses terbentuknya kerajaan di Indonesia pada abad ke 5 M dengan situasi di India pada abad yang sama. Pada waktu itu, di India sedang terjadi peperangan antar kerajaan. Para prajurit yang kalah perang akhirnya tersingkir ke wilayah Asteng. Moens menyatakan bahwa banyak golongan prajurit yang ke indonesia dan mendirikan sebuah kerajaan.

Kelemahan teori Ksatria

Golongan ksatria tidak menguasai bahasa sansekerta dan huruf pallawa. Apabila indonesia pernah ditaklukkan oleh India tidak ada bukti tertulis yang menerangkan tentang hal tersebut. Tidak mungkin pelarian Ksatria ke Indonesia mendapatkan kedudukan yang mulia sebagai raja di wilayah lain khususnya Indonesia

4. Teori Brahmana

Pendukung teori ini adalah Van Leur.Van Leur beranggapan bahwa kaum brahmana yang menyebarkan agama hindhu-budha karena hanya brahmana yang mengerti isi kitab suci weda

Kelemahan Teori Brahmana

1. Mempelajari bahasa snsekerta sangat sulit, jadi tidak mungkin raja di Indonesia yang telah mendapat kitab weda dari kaum brahmana dapat mengetahui isinya
2. Menurut ajaran Hindhu kuno, seorang brahmana dilarang menyebrangi lautan apalagi meninggalkan tanah airnya. Jika ia melanggar aturan tersebut maka ia kehilangan hak dan kastanya

5. Teori Arus Balik

Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch. Masyarakat Indonesia memiliki peranan tersendiri dalam penyebaran dan pengembangan agama Hindhu-Budha. Pneyebaran agama ini di Indonesia di lakukan oleh kaum terdidik. Akibat interaksi dengan orang India maka banyak penduduk Indonesia tertari mempelajari agama ini. Bukti dari teori ini adalh adanya prasasti Nalanda yang meyebutkan bahwaRaja Balaputeradewa dari Sriwijaya meminta raja di India untuk membangun Wihara di Nalanda sebagai tempat untuk menimba ilmu oleh para tokoh dari Sriwijaya.
Jalur Kedatangan Hindhu-Budha

1. Jalur darat
  •  Jalur Sutera Utara dari India ke Tibet, cina Korea dan jepang
  • Jalur Sutera Selatan dari India utara, Bangladesh, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, dan Indonesia

2. Jalur Laut
  • India-Myanmar-Thailand-Semenanjung Malaya-Indonesia

No comments:

Post a Comment