Sejarah Kerajaan
Singasari
Menurut
Pararaton, Tumapel adalah sebuah daerah bawahan Kediri. Yang menjabat sebagai
(Bupati), pada saat itu adalah Tunggul Ametung. Kemudian datanglah Ken Arok,
dia merupakan pengawal dari Tunggul Ametung. Pada waktu Ken Arok datang ke
Tumapel, Ken Dedes telah hamil dengan Tunggul Ametung. Waktu Ken Dedes turun
dari kereta, tersingkap kain dari betis sampai pahanya yang berpancaran sinar.
Ken Arok
kemudian terpesona dengan kecantikan istri dari Tunggul Ametung. Pendeta
Lohgawe mengatakan barang siapa yang
menikahi wanita nareswari (wanita yang rahasianya berpancaran sinar) dia
akan menjadi raja yang besar, akhirnya ken arok menemui Mpu Gandring untuk
membuatkan Keris.
Mpu Gandring
meminta waktu selama 1 tahun untuk pembuatan keris secara sempurna. Karena Ken
Arok sudah ingin memiliki keris itu, akhirnya dia meminta dengan cara kasar
yaitu memaksa Mpu Gandring untuk menyerahkan keris itu kepadanya. Akhirnya Ken
Arok menancapkan keris itu ke tubuh Mpu Gandring dan seketika itu Mpu Gandring
mengucapkan sumpahnya, yaitu : kelak kau dan anak cucumu akan mati sampai 7
turunan oleh keris itu.
Setibanya dia di
Tumapel, dia memperlihatkan Keris yang baru yang di milikinya itu. Ken Arok
memiliki Sahabat bernama Kebo ijo, yang mana Keris dari Ken Arok di pinjamkan
kepada Kebo Ijo karena Ken Arok mempunyai niat buruk untuk meminjamkan kerisnya.
Dengan watak yang suka pamer, Kebo Ijo selalu membawa Keris itu dan bilang
kepada semua orang bahwa dia mempunyai keris baru yang sangat bagus. Pada malam
harinya, ketika Tunggul Ametung sedang terlelap tidur, Ken Arok menancapkan
Keris itu dan seketika Tunggul Ametung meninggal.
Karena semua
orang tahunya keris itu milik kebo ijo, akhirnya yang dituduh membunuh Tunggul
Ametung adalah Kebo Ijo. Semua pendukung Tunggul Ametung akhirnya membunuh Kebo
Ijo dengan tragis. Setelah kematian Tunggul Ametung, Ken Arok menikahi Ken
Dedes. Secara otomatis dia yang menggantikan posisi Tunggul Ametung sebagai
Akuwu
Dari hasil
pernikahnnya dengan Ken dedes, Ken Arok memiliki 3 orang putera dan seorang
puteri, yaitu :
1. Mahisa Wunga Teleng
2. Panji Saprang
3. Agnibaya
4. Dewi Rimbu
Dari hasil
pernikahannya yang kedua bersama Ken Umang, Ken Arok memiliki 3 putera dan
seorang puteri, yaitu:
1. Panji Tohjaya
2. Panji Sudatu
3. Tuan Wregola
4. Dewi Rambi
Sedangkan Putera
sulung Ken Dedes bersama Tunggul Ametung bernama Anusapati .Pada saat itu,
Tumapel adalah daerah bawahan dari Kediri. Kediri yang pada saat itu sedang di
pimpin oleh Kertajaya yang sedang berselisih dengan Brahmana. Karena Brahmana
meminta pertolongan kepada Ken Arok, kesempatan ini tidak di sia-siakan oleh
Ken Arok. Akhirnya Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya, secara otomatis
Kediri berada di bawah. kekuasaan Tumapel. Dengan di taklukannya Kediri, Ken
Arok mendeklarasikan diri sebagai Raja Pertama Tumapel
Sejarah Nama
“Singasari”
Berdasarkan
Prasasti Kudadu, nama resmi kerajaan Singhasari yang sesungguhnya adalah
Kerajaan Tumapel. Menurut Nagarakertagama, pertama kali didirikan tahun 1222 M,
Ibu kota Tumapel bernama Kutaraja.
Pada tahun 1253,
Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang bernama kertanegara mengganti nama
Kutaraja menjadi Singasari. Nama Singhasari yang merupakan nama ibu kota justru
lebih terkenal dibandingkan dengan nama Tumapel. Akhirnya, Kerajaan Tumapel pun
terkenal dengan nama Kerajaan Singhasari.
Kerajaan Singasari
Kerajaan
Singasari terletak di Jawa Timur, tepatnya di kawasan Kota Malang. Kerajaan ini
didirikan oleh Ken Arok. Kerajaan ini berdiri tahun 1222 M. Kerajaan ini
bercorak Hindhu
Raja-raja Singasari
Ada 2 versi yang
menjelaskan silsilah Raja-raja Singasari, yaitu versi Pararaton dan versi
Nagarakertagama.
Versi Pararaton:
Silsilah Raja -
Raja Singasari adalah:
- Ken Arok
- Anusapati
- Tohjaya
- Ranggawuni alias Wisnuwardhana
- Kertanegara
Versi Nagarakertagama
Raja – raja
Singasari adalah :
- Rangga Rajasa Sang Girinathaputra
- Anusapati
- Wisnuwardhana
- Kertanegara
1. Ken Arok
Pendiri Kerajaan
Singasari adalah Ken Arok yang sekaligus juga menjadi Raja Singasari yang
pertama dengan gelar Sri Rangga Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok
sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni
Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah
selama lima tahun (1222–1227 M). Pada tahun 1227 M, Ken Arok dibunuh oleh
seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di
Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha
2. Anusapati
Dalam jangka
waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak melakukan
pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung ayam. Peristiwa
kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjaya (putra Ken
Arok dengan Ken Umang). Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya,
secara tiba-tiba Tohjaya menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan
langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian, Anusapati meninggal yang
didharmakan di Candi Kidal
3.
Tohjaya
Tohjaya
memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak Anusapati yang bernama
Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka
(Putra Mahisa Wung Teleng atau cucu Ken Arok dr pernikahannya dengan Ken
Dedes)dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan Tohjaya dan kemudian
menduduki singgasana
4. Ranggawuni
Ranggawuni naik
takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardhana.
Pemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari.
Pada tahun 1254 M Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara
sebagai yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar
di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardana meninggal dunia dan
didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi
Waleri sebagai Siwa
5. Kertanegara
Kertanegara
adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita untuk
menyatukan seluruh Nusantara. Kertanegara adalah putra dari Wisnuwardhana. Ibunya
bernama Waning Hyun (Putri dari Mahisa cempaka= cucu Ken Arok). Ia naik takhta
pada tahun 1268 dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam
pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu mahamentri i
hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i sirikan. Untuk dapat mewujudkan
gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat yang kolot dengan
yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani. Banyak Wide
dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria Wiaraja. Setelah Jawa
dapat diselesaikan, kemudian perhatian ditujukan ke daerah lain.
Kertanegara
mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu 1275
yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai dengan pengirimkan
Arca Amoghapasa ke Dharmasraya atas perintah Raja Kertanegara. Selain menguasai
Melayu, Singasari juga menaklukan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura (Kalimantan
Barat), dan Gurun (Maluku)
Kehidupan Sosial
Kerajaan Singasari
Kehidupan
masyarakat Singasari mengalami masa naik turun. Ketika Ken Arok menjadi Akuwu
di Tumapel, dia berusaha meningkatkan kehidupan masyarakatnya. Banyak
daerah-daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada pemerintahan Anusapati,
kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian karena ia larut dalam
kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana kehidupan sosial
masyarakatnya mulai diatur rapi. Pada masa Kertanegara, ia meningkatkan taraf
kehidupan masyarakatnya. Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat
dari pelaksanaan politik dalam negeri dan luar negeri.
Kehidupan Budaya
Kerajaan Singasari
Ditemukan
candi-candi dan patung-patung diantaranya candi Kidal, candi Jago, dan candi
Singasari. Sedangkan patung-patung yang ditemukan adalah patung Ken Dedes,
patung Kertanegara dalam wujud patung Joko Dolog, dan patung Amoghapasa
Keruntuhan Kerajaan Singasari
Sebagai sebuah
kerajaan, perjalanan kerajaan Singasari bisa dikatakan berlangsung singkat. Hal
ini terkait dengan adanya sengketa yang terjadi dilingkup istana kerajaan yang
kental dengan nuansa perebutan kekuasaan. Kertanegara pada awalnya menjalin
hubungan persahabatan dengan raja Champa,dengan tujuan untuk menahan perluasaan
kekuasaan Kubilai Khan dari Dinasti Mongol. Kubilai Khan menuntut raja-raja di
daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai yang dipertuan dan
Kubilai Khan pun meminta kerjasama dengan Singasari. Kertanegara menolak dengan
melukai muka utusannya yang bernama Mengki. Tindakan Kertanegara ini membuat
Kubilai Khan marah besar dan bermaksud menghukumnya dengan mengirimkan
pasukannya ke Jawa.
Mengetahui
sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk menghadapi serangan Mongol maka
Jayakatwang (Kediri) menggunakan kesempatan untuk menyerangnya. Serangan dilancarakan dari dua arah, yakni dari arah
utara merupakan pasukan pancingan dan dari arah selatan merupakan pasukan inti.
Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan
berhasil masuk istana dan menemukan Kertanegera berpesta pora dengan para
pembesar istana.
Kertanagara
beserta pembesar-pembesar istana tewas dalam serangan tersebut. Atas bantuan
Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapat pengampunan dan mengabdi kepada
Jayakatwang. Raden Wijaya diberi sebidang tanah yang bernama Tanah Tarik oleh
Jayakatwang untuk ditempati. Dengan gugurnya Kertanegara maka Kerajaan
Singasari dikuasai oleh Jayakatwang dan berakhirlah kerajaan Singasari
No comments:
Post a Comment